Emiten Batu Bara Ngacir, Tahun Ini Bakal Party Lagi?

A pile of coal is seen at a warehouse of the Trypillian thermal power plant, owned by Ukrainian state-run energy company Centrenergo, in Kiev region, Ukraine November 23, 2017. Picture taken November 23, 2017. REUTERS/Valentyn Ogirenko

Indeks energi (IDXENERGY) memimpin sektoral seiring belasan saham batu bara utama kompak melompat pada lanjutan sesi I, Selasa (7/2/2023). Rebound harga batu bara membuat investor memborong saham-saham tersebut.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.18, IDXENERGY menguat 2,5% di atas indeks sektor lainnya.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga memantul kembali ke zona hijau pagi ini, dengan kenaikan 0,77% ke 6.924,74, usai terkoreksi pada Senin kemarin.

Sementara, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) memimpin kenaikan saham batu bara sebesar 5,75% ke Rp35.875/saham.

Dengan ini, saham ITMG menghentikan tren penurunan yang terjadi selama 4 hari beruntun.

Saham emiten BUMN PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga melompat 4,6% ke Rp3.410/saham, setelah ambles dua hari sebelumnya.

Saham raksasa lainnya, macam PT Indika Energy Tbk (INDY), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN) masing-masing menguat 4,46%, 4,39%, dan 4,00%.

Kendati melesat pagi ini, sepanjang awal 2023, saham batu bara terbilang loyo usai ‘party’ pada tahun lalu.

Sepanjang 2022, indeks sektor energi (IDXENERGY) memimpin kenaikan sektoral dengan kenaikan luar biasa 100,05%. Ini ditopang sentimen kenaikan harga komoditas global, termasuk batu bara, imbas dari ketatnya pasokan seiring meletusnya perang Rusia-Ukraina.

Sementara, sejak awal 2023 (YtD), IDXENERGY malah minus 6,7%, paling buruk di antara sektor lainnya.

Harga batu bara yang diprediksi bakal melambat di rentang US$220-US$280/ton pada 2023 seiring potensi perlambatan ekonomi dan pemulihan pasokan batu bara global berkat reopening ala China akan menekan kinerja emiten batu bara RI.

Pada gilirannya, kenaikan saham yang luar biasa pada tahun lalu dan harga komoditas yang mulai memuncak membuat investor mulai ambil untung di sektor batu bara.

Batu Bara Newcastle Rebound

Sementara itu, harga batu bara langsung terbang pada perdagangan hari pertama pekan ini.

Pada perdagangan Senin (6/2/2023), harga batu kontrak Maret di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 243 per ton. Harganya melambung 9,21% dibandingkan perdagangan hari terakhir pekan sebelumnya.

Harga tersebut menjadi yang tertinggi sejak 31 Januari 2023 atau dalam empat hari terakhir.

Penguatan ini menjadi kabar gembira setelah harga pasir hitam terpuruk. Batu bara terus menerus melemah sejak 30 Januari 2022 atau dalam lima hari perdagangan sebelumnya.

Melambungnya harga batu bara ditopang oleh sejumlah faktor mulai dari naiknya harga gas, sentimen positif dari China, serta prakiraan suhu yang lebih dingin di Eropa.
Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) jatuh 0,38% ke posisi 58,11 euro per mega-watt hour (MWh) pada perdagangan kemarin. Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling mempengaruhi.

Kenaikan tersebut terjadi setelah sejumlah lembaga memperkirakan suhu wilayah Eropa bagian tengah dan selatan akan turun drastis sejak pekan ini.

Suhu di wilayah bagian barat dan selatan Eropa akan turun signifikan sekitar 8-10 derajat Celcius pada pekan ini.

Italia, Spanyol, dan Yunani adalah beberapa negara yang akan mengalami penurunan suhu. Sebagian Yunani, misalnya, akan bersalju.

Suhu di Spanyol diperkirakan akan turun drastis dari belasan derajat Celcius menjadi di bawa 10 derajat Celcius bahkan di sejumlah wilayah akan bersalju.

Harga batu bara juga naik karena sentimen positif dari China. Setelah menjalani pekan yang “adem” pasca libur Hari Raya Imlek, aktivitas ekonomi Tiongkok diharapkan mulai naik pada pekan ini.

“China diperkirakan akan meningkatkan permintaan pada pekan ini setelah libur panjang. Pasar juga tengah memonitor sejauh mana pembangkit batu bara India akan mengisi pasokan untuk musim panas mendatang,” tutur S&P Global dalam Market Movers Asia.

Sementara itu, Australia mengabarkan jika jalur rel yang melayani pengiriman batu bara dari Queensland akan diberhentikan sementara hingga akhir pekan ini untuk perbaikan.

Penutupan jalur ini akan mengganggu lalu lintas pengiriman batu bara dari Queensland yang merupakan salah satu kantong ekspor global.

Analis Industri Bank Mandiri Ahmad Zuhdi memproyeksikan harga batu bara pada pekan ini akan berada di kisaran US$ 230-250 per ton.Cuaca yang lebih dingin serta membaiknya proyeksi pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan lebih baik dibandingkan proyeksi sebelumnya.

“Kami melihat harga batu bara masih akan berada di level US$230-250 per ton. Kondisi ekonomi global yang mengindikasikan soft landing memperkuat permintaan energi khususnya batu bara,” tutur Zuhdi, kepada CNBC Indonesia.

Sebagai catatan, Dana Moneter Internasional(IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2023 menjadi 2,9%. Proyeksi tersebut lebih rendah dibandingkan pada Oktober 2022, yakni 2,7%.

Ekonomi Eropa diproyeksikan bisa tumbuh 0,7% pada 2023, lebih tinggi dibandingkan pada perkiraan pada Oktober sebesar 0,5%. Perbaikan proyeksi salah satunya disebabkan oleh dibukanya perbatasan di China.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*