Jakarta, CNN Indonesia — Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menilai solusi untuk menekan lonjakan harga beras bukan dengan membagi-bagikan bantuan sosial (bansos), melainkan melalui operasi pasar.
“Kalau concern saya, kalau hari ini harga beras naik, solusinya bukan bansos. Solusinya operasi pasar, secepatnya,” kata Ganjar di Jakarta, Rabu (21/2).
Ganjar mengatakan kondisi harga beras saat ini tergolong anomali. Ia menemukan harga beras sudah berada di harga Rp19 ribu-Rp20 ribu per kilogram saat ini. Padahal, ia mengatakan harga beras sempat berada di harga Rp14 ribu-Rp15 ribu saat masih musim kampanye Pilpres lalu.
Ia lantas menyarankan pemerintah segera untuk melakukan operasi pasar.
“Kalau kemudian bansos untuk menolong masyarakat, itu cerita baik. Cuma momentum di pemilu akan mendapat interpretasi berbeda,” kata dia.
Ganjar mengatakan kenaikan harga beras yang signifikan saat ini berbahaya bagi Pemerintah. Ia juga berharap pemerintah menurunkan pelbagai instrumen untuk menekan harga beras.
“Tapi kalau sekarang naik sampai Rp19 ribu, saya kira sudah alert untuk pemerintah. Segera seluruh instrumen diturunkan. Kalau tidak, berbahaya,” kata Ganjar.
Pergerakan harga beras secara konsisten naik sejak awal tahun 2024 lalu. Tercatat pada Januari 2023 saja rata-rata harga beras berada di level Rp11 ribu per kg.
Sebelumnya, Presiden Jokowi berjanji harga beras akan turun dalam dua minggu. Dia berkata Badan Urusan Logistik (Bulog) sudah turun tangan mengatasinya.
Jokowi mengatakan stok beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, masih melimpah. Persoalan beras di daerah akan diatasi dengan mengirim pasokan tersebut.
“Nanti dilihat, saya kira akan dalam seminggu-dua minggu ini saya rasa akan sedikit turun. Sambil nunggu panen, kalau panen raya datang pasti sudah (turun),” kata Jokowi di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Kamis (15/2).
Jokowi juga membantah kabar beras langka dan mahal karena dipakai untuk bansos. Jokowi mengatakan bansos beras justru upaya menekan harga yang naik.
“Justru itu menahan harga agar tidak naik. Kalau ndak, justru malah melompat. Ini rumus supply dan demand,” ucap Jokowi.
(rzr/DAL)