Pesawat tempur Rusia dan Amerika Serikat (AS) nyaris bentrok di atas Suriah setelah pilot Negeri Beruang Merah tersebut mencoba untuk memulai pertempuran di udara (dogfight).
Juru bicara Komando Pusat AS Kolonel Joe Buccino mengatakan upaya tersebut telah terjadi beberapa kali yang dianggapnya sebagai contoh perilaku agresif dari pilot Rusia.
Meskipun demikian, seorang pejabat AS mengatakan pilot Rusia tampaknya tidak mencoba menembak jatuh jet AS. Namun, mereka mungkin mencoba untuk “memprovokasi” AS dan “menarik kita ke dalam insiden internasional,” tuturnya kepada CNN International, dikutip Senin (1/5/2023).
Dalam penerbangan militer, istilah dogfight merupakan pertempuran udara, seringkali dalam jarak yang relatif dekat.
Sebuah video yang dirilis oleh Komando Pusat AS mulai 2 April menunjukkan jet tempur SU-35 Rusia melakukan pencegatan yang “tidak aman dan tidak profesional” terhadap jet tempur F-16 AS.
Video kedua dari 18 April menunjukkan pesawat tempur Rusia yang melanggar wilayah udara koalisi dan berada dalam jarak 2.000 kaki dari pesawat AS, jarak yang dapat ditempuh jet tempur dalam hitungan detik.
Selama beberapa tahun terakhir, AS dan telah menggunakan garis dekonflik antara kedua militer di Suriah untuk menghindari kesalahan atau pertemuan yang tidak disengaja yang secara tidak sengaja dapat menyebabkan eskalasi.
Pejabat AS telah menghubungi Rusia atas insiden baru-baru ini, dan Rusia telah menanggapi. Namun, mereka “tidak pernah dengan mengakui insiden tersebut.”
Sejak awal Maret, jet Rusia telah melanggar protokol dekonflik sebanyak 85 kali, kata pejabat itu, termasuk terbang terlalu dekat dengan pangkalan koalisi, gagal menjangkau garis dekonflik, dan banyak lagi.
Hal itu juga termasuk 26 kejadian di mana jet bersenjata Rusia terbang di atas AS dan posisi koalisi di Suriah.
“Tampaknya konsisten dengan cara baru beroperasi,” kata pejabat itu. Pilot AS telah menolak untuk terlibat dalam pertempuran udara dan mematuhi protokol tindakan dekonflik, tambah pejabat itu.
Perilaku yang lebih agresif dari pilot Rusia juga terjadi di luar Suriah.
Pada Maret lalu, jet tempur SU-27 Rusia bertabrakan dengan pesawat tak berawak MQ-9 Reaper AS di wilayah udara internasional di atas Laut Hitam.
Tabrakan itu merusak propeler drone, memaksanya jatuh ke dalam air dalam sebuah insiden yang digambarkan AS sebagai “tidak aman, tidak profesional” dan bahkan “ceroboh”.
“Ini memprihatinkan karena meningkatkan risiko salah perhitungan, dan mengingat insiden seperti pencegatan MQ-9 dan selanjutnya jatuh di Laut Hitam, itu bukan jenis perilaku yang saya harapkan dari Angkatan Udara profesional,” tutur Komandan Komando Pusat Angkatan Udara AS Letnan Jenderal Alexus Grynkewich dalam sebuah pernyataan.
Di sisi lain, Rusia justru memberikan penghargaan negara kepada pilot jet tersebut.