Taiwan Minggir, Awas “Perang” Pecah dengan China di Dekat RI

This handout photo taken on February 21, 2023 and received from the National Task Force for the West Philippine Sea (NTF-WPS) on February 22 shows suspected Chinese maritime militia vessels anchored off a disputed shoal in the Spratly Island group in the South China Sea. - China claims sovereignty over almost the entire South China Sea, through which trillions of dollars in trade passes annually, and has ignored an international court ruling that its claims have no legal basis. (Photo by Handout / National Task Force for the West Philippine Sea / AFP) / RESTRICTED TO EDITORIAL USE - MANDATORY CREDIT

Amerika Serikat (AS) panas lagi ke China. Hal ini bukan karena Taiwan, melainkan tetangga dekat RI.

Akhir pekan kemarin, AS mendesak China berhenti melecehkan Filipina. Itu terkait aktivitas penjaga pantai Beijing yang diklaim terus mengusik kapal-kapal Manila yang melintas di Laut China Selatan (LCS).

Negeri Presiden Joe Biden itu juga berjanji mendukung Manila setelah konfrontasi terbaru terjadi di antara dua negara. Paman Sam menegaskan akan berdiri bersama Filipina saat ketegangan di kawasan kembali membara.

“Kami menyerukan kepada Beijing untuk berhenti dari perilakunya yang provokatif dan tidak aman,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Senin (1/5/2023).

“Washington mendukung sekutu Filipina kami dalam menegakkan tatanan maritim internasional berbasis aturan,” tegasnya.

Sebelumnya Jumat, penjaga pantai China dilaporkan melakukan “tindakan agresif” ke penjaga pantai Filipina di dekat Second Thomas Shoal. Ini menjadi titik pertengkaran wilayah kedua negara yang terletak 105 mil laut (195 km) di lepas pantai Filipina.

Second Thomas Shoal adalah “rumah” kontingen militer AS era Perang Dunia II, yang dicap Filipina wilayahnya. Namun pada bulan Februari, Filipina mengatakan sebuah kapal China telah mengarahkan “laser tingkat militer” ke salah satu kapalnya di wilayah itu.

China sendiri diketahui memang mengklaim kedaulatan di hampir 90% wilayah LCS. Negeri Presiden Xi Jinping menggunakan pasar “sembilan garis putus-putus” yang membentang lebih dari 1.500 km dari daratannya dan memotong zona ekonomi eksklusif Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Indonesia.

Perlu diketahui, arbitrase internasional pada telah menolak koNsep China itu karena tidak memiliki dasar hukum, sejak 2016. Namun hingga kini China tak menggubris hal tersebut.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China menyebut kapal Filipin yang justru memprovokasi dengan sengaja. Di mana mereka dikatakan menyusup ke perairan China.

China juga meminta AS tak ikut campur. Apalagi sebagai negara di luar kawasan.

“AS, sebagai negara di luar kawasan, tidak boleh mengganggu masalah LCS atau menggunakan masalah LCS untuk menabur perselisihan di antara negara-negara kawasan,” kata juru bicara kementerian luar negeri China dalam pernyataan tertulis.

Perlu diketahui sejak Rabu lalu, AS dan Filipina juga menggelar latihan militer besar-besaran di LCS. Dalam latihan tersebut, keduanya melakukan aksi tembak kapal dengan roket.

Malaysia

Awal April lalu, China juga berselisih dengan Malaysia soal LCS. Ini terkait proyek eksplorasi energi milik Negeri Jiran di wilayah tersebut.

Kapal China dalam beberapa tahun terakhir melewati atau bertahan di dekat operasi Petronas. Hal itu memicu protes dari Malaysia.

Pada 2021, Malaysia diketahui sempat memanggil duta besar China untuk menyampaikan protesnya terhadap “perambahan” perairannya oleh kapal-kapal Beijing. Pada 2020, kapal survei China lainnya mengalami kebuntuan selama sebulan dengan kapal eksplorasi minyak yang dikontrak oleh Petronas di zona ekonomi eksklusif Malaysia.

“China juga mempertaruhkan klaim atas wilayah itu. Saya katakan sebagai negara kecil yang membutuhkan sumber daya minyak dan gas, kita harus melanjutkan, tetapi jika syaratnya harus ada negosiasi, maka kita siap untuk bernegosiasi,” kata Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim.

Laut Kaya

Sebenarnya LCS adalah laut kaya. Menurut Council for Foreign Relations (CFR), di LCS ada sekitar 900 triliun kaki kubik gas alam.

Sumber lain dari American Security Project menyebutkan bahwa cadangan gas di LCS mencapai 266 triliun kaki kubik dan menyumbang 60% – 70% dari total cadangan hidrokarbon teritori tersebut.

Tak hanya estimasi cadangan gas saja yang beragam, tetapi juga berlaku untuk cadangan minyaknya. Ada yang memperkirakan cadangan minyak LCS mencapai 7,7 miliar barel.

LCS juga menyimpan kekayaan ikan yang tak ternilai harganya. Pada 2012, Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam Filipina menyebutkan bahwa LCS memiliki sepertiga dari total keanekaragaman laut di dunia yang berkontribusi terhadap 10% dari total tangkapan ikan di planet bumi.

Beberapa komoditas perikanan laut yang terkandung di dalam LCS. Seperti ikan layur, makarel, scraper hitam, teri, udang, kepiting hingga ikan kecil lainnya.

LCS juga berada di jalur perdagangan strategis yang dilalui oleh kapal tanker pengangkut minyak. Menurut CFR, 50% dari total kapal tanker pengangkut minyak global melewati LCS.

Jumlah kapal tanker pengangkut minyak yang melalui LCS tiga kali lebih banyak dari Terusan Suez dan lebih dari lima kali Terusan Panama. Lebih dari setengah dari 10 pelabuhan pengiriman terbesar di dunia juga berlokasi di LCS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*