Thanos Ada Benarnya, Peneliti Ungkap Berkah Buat Manusia

Kendaraan terlihat macet di lalu lintas bemper ke bemper di jalan tol Delhi-Jaipur di Gurgaon, pada 25 April 2023. - India akan menyusul China sebagai negara terpadat di dunia dalam minggu mendatang, mencapai hampir 1,43 miliar orang, kata PBB pada tanggal 24 April. (VINAY GUPTA/AFP via Getty Images)

Masih ingat tokoh Thanos dari Marvel? Raksasa berwarna ungu itu punya keinginan menghapus setengah populasi alam semesta. Ternyata keinginan itu ada benarnya dan bisa jadi berkah buat umat manusia.

Penduduk dunia sendiri telah mencapai delapan miliar akhir tahun lalu. Namun sejumlah negara mengalami penurunan jumlah populasi, termasuk salah satu dengan jumlah terbesar yakni China.

Direktur Population and Sustainibility Center for Biological Diversity, Stephanie Feldstein menyebutnya sebagai https://kecoak123.shop/ kabar baik. Penurunan itu bakal mengurangi tekanan untuk seluruh umat manusia.

Menurutnya, hal tersebut berbeda dengan ucapan sejumlah pihak termasuk miliarder Elon Musk. Mereka meramalkan ekonomi akan memburuk jika populasi menyusut.

“Model pertumbuhan tanpa akhir dan keuntungan jangka pendek mengorbankan orang rentan dan masa depan planet ini,” kata Feldstein, dikutip dari Scientific American, Kamis (25/5/2023).

Dengan penurunan jumlah populasi, akan membantu menciptakan dunia yang lebih sehat. Selain juga menghadirkan Bumi yang kaya akan biologis.

Selain itu masifnya pertumbuhan populasi manusia juga mengancam keberadaan ekosistem para satwa liar. Feldstein mencatat populasi mereka anjlok 69%.

“Kita telah mengubah setidaknya 70% daratan Bumi, beberapa laporan menyebutkan 97%. Aktivitas kita telah mengusir satwa liar dari rumah dan menghancurkan ekosistem yang tidak tergantikan,” jelasnya.

Dia menambahkan hilangnya keanekaragaman hayati membuat Bumi makin miskin. Tumbuhan dan hewan liar nyatanya menyatukan eksosistem vital.

Bahkan kekacauan di lingkungan pun bakal mempengaruhi ekonomi. Misalnya Amerika Serikat (AS) saja bisa rugi hingga US$14,5 triliun karena kekacauan iklim, ungkap laporan Deloitte.

“Bank Dunia memperkirakan ekosistem yang runtuh bisa senilai US$2,7 triliun pada 2030,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*